Pages

Selasa, 05 Juli 2011

Kata Benda ( الاسم )

Kata Benda ( Nomina ) adalah sebuah kata yang mengandung arti, tapi tidak mengandung massa.

perhatikan kata-kata dibawah ini :
1. Nama orang, contoh : خلد - فطمة
2. Nama Binatang, contoh : (anjing) كلب
3. Nama tumbuhan, contoh : (tomat) طماطم - (timun) خيار
4. Nama Benda Mati, contoh :  النهر - القرية
5. Nama Sifat, contoh : (cantik) كبير -(cantik)جميل
6. Nama Kegiatan, contoh : نشاط


ciri-ciri kata benda :
* terdapat ال, contoh : الكتب
*Berbaris tanwin
*Masuk huruf Jar, contoh :(dari madrasah) من المدرسة
*Masuknya kata seru (النداء ) contoh : يا محمد
»»  klik disini untuk halaman penuh

Kata ( الكلمة )

Di dalam Bahasa Arab Kata disebut dengan Kalimat yang berarti sebuah lafaz yang terdiri dari beberapa huruf, contoh : خرج - في - سعيد , dan terkadang kata itu terdiri dari satu huruf, contoh : و


ada tiga jenis kata di dalam Bahasa Arab :
1. Kata Benda ( Nomina ) disebut dengan اسم yaitu sebuah kata yang menunjukan nama orang, tempat, binatang, dan lain-lain. contoh : بيت (rumah) , احمد


2. Kata Kerja ( verba ) disebut dengan فعل yaitu sebuah kata yang menunjukkan perbuatan mengandung masa lalu, masa sekarang, dan masa akan datang. contoh :  خرج (keluar)

3. Huruf ( حرف ) adalah sebuah kata yang mengandung arti apabila diikuti oleh kata lain. contoh : و
»»  klik disini untuk halaman penuh

Rabu, 15 Juni 2011

Adab buang Air Kecil dan Besar


  1. Mendahulukan kaki kiri ketika masuk wc, dan mendahulukan kaki kanan jika keluar dari wc
  2. Tidak berkata-kata didalam wc
  3. Hendaknya memakai alas kaki seperti : sandal, sepatu dan sebagainya
  4. Hendaknya jauh dari orang lain
»»  klik disini untuk halaman penuh

Pembagian Najis dan Cara Mensucikannya

Najis terbagi tiga antara lain

1. Najis Mugallazah (Najis berat)
Contohnya : najis anjing
Cara mensucikannya : Hendaknya dibasuh tujuh kali dengan air suci lagi mensucikan, satu diantaranya diselangi dengan tanah yang dicampur air.

2. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)
Contoh : air kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun selain ASI
Cara mensucikannya : cukup dengan memercikan air pada benda yang terkena najis

3.Najis Mutawassitah (najis pertengahan).
najis pertengahan terbagi dua macam yaitu :
a. Najis Hukmiah yaitu najis yang kita yakini adanya, namun tidak nyata zat, bau, rasa dan warnanya. seperti air kencing yang sudah kering. cara mensucikannyanya : cukup mengalirkan air diatas benda yang terkena najis
b. Najis 'ainiyah yaitu najis yang masih ada zat, warna, rasa, baunya. cara  mensucikannya : dengan mencucinya.
»»  klik disini untuk halaman penuh

Benda Najis

benda-benda yang termasuk antara lain
  1. Bangkai binatang darat yang berdarah selain manusia
  2. Darah
  3. Nanah
  4. Segala benda cair yang keluar dari dua pintu (contoh : tinja, dan air kencing)
  5. Arak, setiap minuman keras yang memabukan
  6. Anjing dan Babi
  7. Bagian badan binatang yang diambil dari tubuhnya selagi hidup
»»  klik disini untuk halaman penuh

Selasa, 07 Juni 2011

Jenis-jenis Air Dan Pembagiannya Menurut Islam

Didalam Islam air terbagi menjadi  empat jenis yaitu :

1. Air yang suci lagi mensucikan
jenis air ini dapat dipakai untuk mensucikan tubuh dari hadats dan najis. yang termasuk air suci lagi mensucikan antara lain sebagai berikut :
a. air hujan
b. air laut
c. air sungai
d. air sumur
e. air es/ salju
f. air embun
g. air dari mata air

2. Air suci, tetapi tidak mensucikan
jenis air ini adalah zatnya suci, namun tidak dapat dipakai untuk mensucikan sesuatu. dan air ini terbagi menjadi 3 macam yaitu :

  • Air yang berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci. seperti : air kopi, teh dan sebagainya
  • Air yang kurang dari 2 kulah. sedangkan air itu sudah dipakai untuk bersuci serta tidak berubah sifatnya dan bertambah timbangannya.
  • Air pohon-pohonan atau buah-buahan. seperti : air nira, air kelapa, dan sebagainya
3. Air yang bernajis

air jenis ini terbagi menjadi 2 macam 

  • Sudah berubah salah satu sifatnya oleh najis
  • Air bernajis tetapi tetapi tidak berubah salah satu sifatnya.
Hadits Rasullah saw :

الماء لا ينجسه شيء الا ما غلب على طعمه او لونه او ريحه
"air itu tak dinajisi sesuatu kecuali apabila berubah rasanya, warnanya, dan baunya"(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)

4. Air yang makruh
yaitu air didalam bejana (wadah) dan terjemur matahari kecuali bejana emas atau perak. Air jenis ini makruh jika dipakai untuk badan, namun tidak makruh untuk pakaian.

»»  klik disini untuk halaman penuh

Taharah atau bersuci

Dalam hukum islam, bersuci dan segala seluk-beluknya adalah termasuk amalan yang penting, terutama karena bersuci merupakan salah satu syarat sahnya sholat.

Allah Berfirman dalam Al-qur'an surat Al-Baqarah : 222

ان الله يحب التوابين و يحب المتطهرين
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri"

Hal bersuci meliputi berberapa perkara yaitu :

a. Alat bersuci, seperti air, tanah, dan sebagainya
b. Kaifiat (cara) bersuci
c. Macam dan jenis-jenis najis yang perlu disucikan
d. Benda yang wajib disucikan
e. Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib bersuci

Bersuci meliputi 2 bagian yaitu :
a. Bersuci dari hadats
b. Bersuci dari Najis
»»  klik disini untuk halaman penuh

Mazhab Hanbali

Penyusun Mazhab Hambali adalah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Hilal. Beliau dilahirkan di Bagdad dan meninggal dunia pada hari jumat tanggal 12 rabiul awwal tahun 241 H. semenjak beliau kecil beliau belajar di Bagdad, Syam, Hijaz, dan Yaman. Beliau adalah murid Imam Syafii. 

Imam Syafii telah memuji Imam Hanbali dengan berkata : "saya keluar dari Bagdad, tidak saya tinggalkan disana seorang yang lebih taqwa, lebih wara', dan lebih alim selain Ahmad Bin Hanbal, yang sungguh banyak menghafal hadits".

beliau sangat berhati-hati daam memberi fatwa apabila tidak ada nas atas dasar sahabat. kemungkinan besar karena sangat hati-hatinya beliau menjalankan fatwanya itulah yang menyebabkan lambatnya mazhab beliau tersiar didaerah yang jauh, apalagi murid-murid beliaupun juga sangat berhati-hati.
»»  klik disini untuk halaman penuh

Mazhab Syafii.

Mazhab Syafii disusun oleh Muhammad bin Idris bin Syafii, keturunan bangsa Quraisy. beliau dilahirkan di Khuzzah tahun 150 H, dan meninggal dunia di Mesir tahum 204 H. Sewaktu berumur 7 tahun, beliau telah hafal Al-qur'an dan pada umur 10 tahun beliau hafal Al-Muwatta ( kitab guru belia, Imam Malik ). dan pada saat berumur 20 tahun, beliau mendapat izin dari gurunya ( Muslim Bin Khalid ) untuk berfatwa. Ali Bin Usman berkata : "saya tidak pernah melihat seseorang yang lebih pintar dari pada Syafii. sesungguhnya tidak ada seorangpun yang menyamainya. Ia pintar dalam segala pengetahuan, sehingga bila ia melontarkan anak panah, dapat dijamin 90 % akan mengenai sasarannya".

Ketika berumur hampir 20 tahun, beliau pergi ke Madinah karena mendengar kabar tentang tentang Imam Malik yang begitu terkenal sebagai Ulama besar dalam ilmu Hadits dan Fiqih. disana beliau belajar kepada Imam Malik. Dan kemudian beliau pergi ke Irak, disana beliau bergaul dengan sahabat-sahabat Imam Abu Hanifah. Kemudian beliau pergi ke Parsi  dan beberapa negeri lain, kira-kira 2 tahun lamanya beliau dalam perjalanan ini.

Imam Syafii bergaul dengan baik dengan rakyat maupun pemerintah, bertukar pikiran dengan ulama-ulama terutama sahabat-sahabat Imam Abu Hanifah. dan dalam pergaulan dan bertukar pikiran itu beliau dapat menyusun pendapat "qadim" (pendapat beliau yang pertama). Kemudian beliau kembali kemekkah hinga tahun 198 Hijrah. 

Perkataan Imam syafii yang perlu menjadi perhatian yaitu : "Apabila Hadits ini Shohih, itulah Mazhabku dan buanglah perkataanku yang timbul dari ijtihadku".
»»  klik disini untuk halaman penuh

Jumat, 03 Juni 2011

Mazhab Maliki

Mazhab Maliki disusun oleh Malik Bin Anas Al-Asbahi. beliau dilahirkan tahun 93 H dan wafat pada bulan Safar tahun 170 H. Beliau belajar di Madinah, dan di sanalah beliau menulis kitaqb Al-Muwatta, kitab hadis yang terkenal sampai sekarang. Beliau menyusun kitab tersebut atas anjuran Khalifah Mansur ketika beliau bertemu pada masa waktu menunaikan ibadah haji.

Imam Malik adalah ahli Fiqih dan Hadits. pada masa beliau terbilang paling berpengaruh di seluruh Hijaz. Orang menyebut beliau "Sayyid Fuqaha Al-Hijaz" (pemimpin ahli Fiqih diseluruh daerah Hijaz).

Imam Malik menyusun mazhabnya atas empat dasar : Al-Qur'an, Sunnah Rasul, Ijma', dan Qias. hanya dasar yang terakhir beliau gunakan dalah hal-hal yang terbatas sekali karena beliau adalah ahli Hadits. Imam Malik berkata, "sesungguhnya saya sebagai manusia biasa terkadang betuk dan terkadang salah, maka hendaknya kamu periksa dan kamu selidiki pendapat-pendapatku itu; mana yang sesuai sunnah, ambillah!"
»»  klik disini untuk halaman penuh

Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi disusun oleh Imam Abu Hanifah, beliau dilahirkan pada tahun 80 H, dan wafat di Bagdad tahun 150 H. Imam Abu Hanifah belajar di Kufah dan disanalah beliau mulai menyusun Mazhabnya. kemudia beliau duduk berfatwa mengembangkan ilmu pengetahuan dibagdad. beliau memberikan penerangan kepada segenap lapisan muslimin. sehingga beliau dikenal sebagai seorang alim yang terbesar pada masa itu, mahir dalam ilmu Fiqih serta pandai meng-Istimbat-kan hukum dari Al-Qur'an dan Hadits.

Menurut riwayat yang dapat dipercaya, beliau adalalah Wadi' Ilmu Fiqh ( yang mula-mula menyusun ilmu fiqih sebagaimana susunan sekarang ini ) beberapa ilmu telah bergaul dengan Abu Hanifah, mereka mempelajari mazhab beliau dan hukum yang mereka dapat dari beliau itu mereka tulis (bukukan) dan mereka sebagai pendukung Mazhab Abu Hanifah. kemudian beberapa dari mereka kembali menyelidiki dan memeriksa hukum-hukum tadi dan memeriksa dalil-dalil serta disesuaikan dengan keadaan-keadaan kefaedahan dan kemudaratan, sehingga beberapa dari mereka ada yang tidak mufakat terhadap sebahagian dari hukum-hukum yang telah telah ditetapkan oleh Imam Abu Hanifah.
»»  klik disini untuk halaman penuh

Hukum Dalam Islam

Hukum dalam Islam terbagi lima :
  1. Wajib, yaitu perintah yang harus dikerjakan, bagi yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala dan bagi yang meninggalkannya mendapatkan dosa
  2. Sunat, yaitu anjuran. jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa
  3. Haram, yaitu larangan keras. Jika dikerjakan mendapat dosa dan jika ditinggalkan mendapat dosa
  4. Makruh, yaitu larangan yang tidak keras. jika ditinggalkan berpahala dan jika dikerjakan tidak mendapat dosa
  5. Mubah, yaitu boleh. jika dikerjakan tidak berpahala dan kalau ditinggalkan tidak berdosa.

»»  klik disini untuk halaman penuh